Kamis, 25 November 2010

askeb ANC varney

BAB 111
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” GII P0010 UMUR KEHAMILAN 7 MINGGU DENGAN MUAL MUNTAH
DI POLINDES “MARDI RAHAYU”GRESIK

1. PENGUMPULAN DATA / PENGKAJIAN
NO. REG : 342.08
A. Identitas / Biodata
Nama : Ny. ”S” Nama Suam : Tn ”S”
Umur : 24 th Umur : 40 th
Suku/Bangsa : jawa Suku/Bangsa : jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Sumur Welut Alamat Rumah: Sumur Welut Rt 02/ Rw 01 Surabaya Welut Rt 02/ Rw01
  Surabaya
Telp : - Telp : -

B. Anamnesa (Data Subyektif)
Pada tanggal : 20-11-2008 pukul : 18.30 WIB
1. Alasan kunjungan ini : Kunjungan Pertama
2. Keluhan utama : Ibu merasa mual dan muntah
3. Riwayat menstruasi
 Menarche : Umur 15 tahun
 Siklus : 28 hari
 Banyaknya : 3x ganti softex
 Dismenorrhoe : kadang-kadang
 Teratur
 Lamanya : 7-8 hari
 Sifat darah : merah, encer


4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil ke Perkawin
ke Usia kehamilan Jenis persalinan Tempat persalinan komplikasi Penolong Bayi nifas
  Ibu Bayi PB/BB
jenis KU/Umur/
Laki/Perm Keadaan Lactasi
I 22 minggu ABORTUS Perdarahan abortus Dr. obgin
II H A M I L INI
III

5. Riwayat kehamilan ini
a. – Haid terakhir : 30-09-08
- Taksiran persalinan : 07-06-09
- Keluhan-keluhan pada TM I : mual dan muntah
  TM II : -
  TM III : -

- Keluhan yang dirasakan
 Ibu mengatakan Mual dan muntah
b. – Pola/kebutuhan sehari-hari
 Diet/makan
 Makan sehari-hari
 Sebelum hamil : teratur 3x/hari denagn menu : nasi, lauk pauk, sayur, buah, air putih
 Saat hamil : Nafsu makan ibu menurun karena ibu mual dan muntah.
- Pola eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK 3x/hari
Konsistensi : Warnanya kuning,jernih dan ibu tidak merasa nyeri pada saat BAK
   Ibu mengatakan BAB 1x/hari
Konsistensi :Warnanya kecoklatan, keras dan berbau has
Saat hami : Ibu mengatakan Ibu BAK 4x/hari
Konsistensi : Warnanya kuning,jernih dan ibu tidak merasa nyeri pada saat BAK
 Ibu mengatakan BAB 1x/hari
Konsistensi : Warnanya kecoklatan, keras dan berbau has

- Personal higiene
Sebelum hamil : ibu mengatakan sehari mandi 3x dan ibu keramas 2 hari sekali, ganti celana dalam setiap hari.dan ganti baju setiap hari
Saat hamil : ibu mengatakan sehari mandi 2x dan ibu keramas 2 hari sekali,ibu lebih sering ganti pakaian dalam karena ibu merasa risih jika pakaian dalamnya basah.
- Aktivitas sehari-hari
Sebelum hamil : ibu melakukan pekerjaan rumah (ringan)
Saat hamil : ibu melakukan pekerjaan rumah (ringan)
- Pola istirihat dan tidur
Sebelum hamil : ibu tidur siang 2 jam & tidur malam 8 jam/hari
 Saat hamil : ibu tidur siang 1-2 jam & tidur malam 8 jam/hari
- Seksualitas
Sebelum hamil : ibu melakukan hubungan sexual 3x/mg
Saat hamil : ibu melakukan hubungan sexuak 1x/mg karena ibu merasa cemas terhadap kehamilannya, ibu takut terjadi abortus jika melakukan hubungan sexual.
- Pekerjaan :Ibu melakukan pekerjaan rumah sebagai IRT
c. Pengetahuan / kebutuhan
Antisipasi terhadap bahaya : sudah
Penjelasan : ibu sudah mengerti tentang bahaya pada kehamilannya seperti :perdarahan pervaginam, bengkak di kaki,wajah dan tangan,muntah yang terus menerus, sakit kepala yang disertai kejang.

Perawatan buah dada : belum
Penjelasan : ibu belum mengerti tentang cara merawat buah dada

Persiapan pemberian ASI : belum
Penjelasan :ibu mengatakan belum siap untuk pemberian ASI

Antisipasi : belum
Penjelasan : ibu belum merencanakan / belum mengerti tentang antisipasi rujukan

Donor darah : belum
Penjelasan : ibu belum mempersiapkan donor darah

Transportasi : sudah
Penjelasan : ibu menyatakan sudah mempersiapkan mobil transportasi jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan

Penandaan :Sudah
Penjelasan : ibu sudah mengerti tentang penandaan dan sudah di tempel dirumah.
Pendanaan :sudah
Penjelasan :Ibu mengatakan sudah mempersiapkan dana untuk persalinannya.dan ibu sudah mengikuti progarm TABULIN yang diadakan di BPS.



TT : Sudah
TT I : 27-10-08
TT II :

Pakaian dan alas kaki : sudah
Penjelasan : ibu mengatakan selalu memakai pakaian dan alas kaki jika keluar rumah

Persiapan jadi orang tua dan stibling: sudah
Penjelasan : ibu sudah mempersiapkan/siap menjadi orang tua dengan menjaga kehamilannya dengan minum vitamin yang sudah di instruksikan oleh bidan,dan ibu juga mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang seperti: nasi, sayur, ikan laut,daging, telur, ayam, buah, susu dll.

Penaganan keluhan :sudah
Penjelasan : Ibu mengatakan sudah mempersiapkan obat dan vitamin jika ada keluhan,dan ibu makan sedikit tapi sering jika mual dan muntah.
Kawin 1 : Umur 21 tahun, dengan suami umur 27 tahun lamanya 4 tahun, anak : - orang

Obat –obatan (vitamin dan lain-lain) : sudah
Penjelasan : Ibu sudah mempunyai vitamin dan obat jika sewaktu-waktu ada keluhan
Persiapan kelahiran (tabuliun dan lain-lain) : belum
Penjelasan : Ibu belum mempersiapkan kelahiran karena menurut ibu proses persailana masih lama.

6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit sistemik seperti jantung, ginjal, asma / TBC paru, hepatitis dll
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit turunan atau keluarga
8. Riwayat Kontrasepsi : Ibu mengatakan pernah memakai alat kotrasepsi yaitu suntik cylofen 3 bulan dan ibu sudah 1 tahun lebih tidak memakai kontrasepsi.
9. Riwayat Sosial
Perkawinan ini : Direncanakan dan kehamilannya diterima.
Perasaan tentang kehamilan ini : sangat senang
Status perkawinan : sah

C. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1. Keadaan Umum : Baik / Normal
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg lila : 23 cm
Denyuit nadi : 84 x/ mnt TB : 148 cm
Pernafasan : 22 x /mnt BB : Sebelum hamil : 47 kg
Suhu : 36,6 ¬¬¬0C
BB saat hamil : 48 Kg
3. Kepala
⁻ Rambut Hitam, Tidak Kering, Keriting, Tidak Rontok Dan Tidak Ada Kelainan Pada Kepala ,tidak ada benjolan.
4. Muka :
⁻ Bentuk muka bulat,tidak pucat,tidak ada tumor atau hematoma dan tidak ada kelainan pada muka.
5. Mata :
⁻ Mata sipit, konjungtiva tidak pucat tidak ada perdarahan,sclera tidak icterus / perdarahan dan tidak ada kelainan pada mata.
6. Leher :
⁻ Pembesaran :tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis maupun kelenjar thyroid
⁻ Struma : tidak ada
7. Hidung
⁻ Tidak ada polip atau sekret, tidak ada kelainan pada hidung

8. Mulut
⁻ Keadaan bibir tidak kering,berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, berbau.
⁻ Gigi terdapat caries, tidak ada pembesaran tonsil dan tidak ada kelainan lain pada gigi dan mulut.
9. Ketiak :
⁻ Tidak ada benjolan dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
10. Dada :
⁻ Simetris tidak ada kelainan pada dada
⁻ Tidak ada Ronchi ,tidak ada Whezing

11. Mammae
⁻ Bentuk :Normal dan simetris
⁻ Areola :Terlihat hiperpigmentasi
⁻ Putting susu : terlihat menonjol
⁻ Keluaran :colostrum ka/ki belum keluar
12. Punggung
⁻ Tidak ada kelainan pada punggung
⁻ tidak ada nyeri punggung,tidak ada skeliosis,tidak ada lordosis,tidak ada khyposis,

13. Ekstremitas
⁻ Oedema tangan dan jari : Ka / Ki
⁻ Oedema tibria / kaki : Ka / Ki
⁻ Varices tungkai
⁻ Betis merah 
⁻ Betis keras (ka / ki)
⁻ Refleks patella Ka positif Ki positif

14. Abdomen / pemeriksaan khusus kebidanan
a. Inspeksi :
⁻ Striae : lividae
⁻ Linea : Nigra
⁻ Pembesaran : sesuai umur kehamilan
⁻ Tidak ada bekas operasi
b. Palpasi
Palpasi uterus :
Leopoid I : Belum teraba
Leopoid II : -
Leopoid III : -
Leopoid IV : -
c. Aulkutasi
DJJ : -
Frekuensi : -
d. Pemeriksaan
UPL : Dist Spinarum : 24,5 cm Boudelouqe :18 cm
  Dist Cristarum :25 cm Lp :85 cm
 Tuberrum :11,5 cm
e. Perkusi :
 Refleks Patella Ka – Ki : +/+

15. Genetalia
Vulva dan vagina
⁻ Warna : biru keunguan
⁻ Luka parut :tidak ada
⁻ Keluaran : tidak ada
⁻ Varices : tidak ada
⁻ Oedema : tidak ada
⁻ Anus : tidak ada hemoroid
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Haemoglobin : 12 gr % Golongan darah : O
Plano test : +




II. INTERPRESTASI DATA
Identifkasi diagnosa Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa : Dx : GII P00010 Uk 7 mg/ T / Intra uterin / kg panggul normal K/U ibu baik
DS :- Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang ke dua dg umur kehamilan 7 minggu
- Haid terakhir : 30 September 2008
DO :Ku ibu baik
 TD : 120 / 80 mmHg Rr : 22 x/mnt Lila : 23 cm
 Nd : 84 x/mnt Tb : 148 cm
 Suhu : 36, 6o C BB : 48 kg

• Perkusi :
 Refleks Patella Ka – Ki : +/+

• Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Haemoglobin : 12 gr %
 Golongan darah : O
Plano test :+
Masalah
 DS : Ibu mengatakan mual dan muntah pada saat pagi hari, kadang ibu muntah sehari 2-3x
 DO : Ibu tidak pucat dan keadaan ibu sehat-sehat saja

Kebutuhan : DS : Ibu mengatakan ingin mengobati mual muntah yang dialaminya
 DO : - Menganjurkan ibu untuk makan sering tapi dalam porsi sedikit
- Menganjurkan ibu bangun tidur pagi jangan tiba tiba berdiri, karena akan terasa oyong, mual, dan muntah.
- Memberika terapi obat anti muntah (B6 + Pamol : dengan dosis 3x1 sesudah makan, Carsida/ Antasida doen : dengan dosis 3x1 sebelum maka)

III. IDENTIFKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
o Tidak ada


IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI

o Tidak ada

V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
 Melakukan pendekatan dan menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga
R/ Agar ibu lebih kooperatif selama diberikan asuhan
 Menanyakan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan
R/ Agar ibu mau menjelaskan tentang keluhannya
 Menjelaskan pada pasien tentang kehamilannya
R/ Diharapkan agar ibu mengerti dan mengetahui tentang kondisi kehamilannya
 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suaminya
R/ Agar ibu dan suaminya mengerti tentang keadaannya
 Penyuluhan tentang :
 Nutrisi
 Pola istirahat
 Personal Hygiene
 Tanda bahaya Kehamilan
R/ Memenuhi kebutuhan gizi ibu,Menjaga kesehatan dan kesegaran tubuh,
Menjaga kebersihan tubuh, Deteksi dini adanya komplikasi
 Jadwalkan kunjungan ulang pada ibu
R/ untuk memberi pengawasan dan perkebangan pada kehamilan ibu








V1. PELAKSANAAN

 Melakukan pendekatan dan menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga
 Menanyakan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan
 Menjelaskan pada ibu tentang kehamilannya
 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suaminya
 Memberikan penyuluhan tentang :
 Nutrisi : makan dengan gizi yang seimbang seperti nasi,lauk pauk, sayur, minum air putih dan susu serta buah.
 Istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas yang berlebih
 Personal hygiene : ganti baju tiap hari, mandi minimal 2x/hr,ganti celana minimal 2x/hr
 Tanda bahaya kehamilan : perdarahan pervaginam, oedema pada muka atau jari, sakit kepal yang keras, mata kabur, nyeri perut dll
 Menganjurkan ibu untuk makann sering tapi dalam porsi sedikit
 Menganjurkan ibu bangun tidur pagi jangan tiba – tiba berdiri, karena akan terasa oyong, mual, dan muntah.
 Memberika terapi obat anti muntah (B6 + Pamol : dengan dosis 3x1 sesudah makan, Carsida/ Antasida doen : dengan dosis 3x1 sebelum maka)
 Menjadwalkan kunjungan ulang pada ibu pada tanggal 20 Desember 2008 atau sewaktu-waktu ada keluhan yang sangat mengganggu yaitu seperti mual muntah ibu yang terus menerus sehingga ibu tidak mau makan

VII. EVALUASI
 Tanggal : 20 November 2008 pukul : 18.30 WIB

S : Ibu mengatakan mengerti apa yang disampaikan oleh bidan

O : Ibu dapat menjelaskann kembali apa yang sudah dijelaskan oleh bidan

A : GII P00I0 UK 7 minggu Tunggal / Hidup / Intra uteri / Kesan panggul
  Normal, KU ibu baik
  Masalah belum teratasi

P : - Menjadwalkan kunjungan ulang pada ibu pada tanggal 20 Desember 2008 atau sewaktu-waktu ada keluhan yang sangat mengganggu yaitu seperti mual muntah ibu yang terus menerus sehingga ibu tidak mau makan.






BAB 1V
PEMBAHASAN


Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah ; akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
1. TINGKAT 1 ( Ringan )
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigastrium; nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung.
2. TINGKAT 2 ( Sedang )
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah: lemah apatis, turgor kulit mulai jelek,lidah kering dan kotor; nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi asetonuria, dan dari nafas keluar bau aseton.
3. TINGKAT 3 ( Berat )
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat; dehidrasi hebat suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke ) dengan adanya: nistagmus, diplopia, perubahan mental.

 PENANGANAN MENURUT TEORI
1) Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukatif tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banya : tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering. Jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi,akan terasa oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur.
2) Terapi obat, menggunakan sedativa ( Luminal, Stesolid ) ; vitamin (B1 dan B6 ); anti muntah ( Mediamer B6, Drammmamin, Avopreg, Avomin, Torecana) ; antasida dan anti mulas.
3) Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
⁻ Kadang – kadang pada beberapa wanita,hanya tidur di rumah sakit saja,telah banyak mengurangi mual muntahnya.
⁻ Isolasi.J angan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang bolah masuk. Kadang kala hal ini saja , tanpa pengobatankhusus telah mengurangi mual dan muntah.
⁻ Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak pperlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomidan pekerjaan serta lingkungan.
⁻ Penambahan cairan. Berikan infus dekstrosa atau glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam.
⁻ Berikan obat – obatan seperti telah dikemukaan di atas..
⁻ Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapatdipertiimbangkan suatu abortus buatan.

 PENANGANAN YANG DILAKUKAN DI BPS “MARDI RAHAYU”

⁻ Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak pperlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
⁻ Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukatif tentang kehamilan kepada ibu, dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak : tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering. Jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi,akan terasa oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur.
⁻ Terapi obat Memberika terapi obat anti muntah (B6 + Pamol : dengan dosis 3x1 sesudah makan, Carsida/ Antasida doen : dengan dosis 3x1 sebelum maka)

 KESENJANGAN ANTARA TEORI DENGAN PRAKTEK
Mual muntah yang di alami ny “S” GII P00I0 UK 7 minggu adalah hiperemesis tingakat ringan dan cara penanganannya tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.Apa yang dilakukan di BPS MARDI RAHAYU sesuai dengan teori.



PENUTUP
1. Kesimpulan
 Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada klien multi gravida trimester 1 dengan keluhan mual muntah, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kehamilan adalah hal yang fisiologis, saat terjadinya gangguan perubahan pada fisik dan peran bagi seorang ibu yang memerlukan penanganan secara efektif, dan berkesinambungan. Dengan menggunakan proses asuhan kebidanan pada pasien selama masa kehamilan dapat memberikan perawatan sesuai permasalahan dan kebutuhannya.
2. Saran
 Bagi institusi

 Hendaknya memperbanyak pengadaan buku-buku yang berkaitan dengan asuhan ibu hamil sehingga dapat dijadikan masukan atau acuan dalam pembuatan laporan.
 Hendaknya memperbanyak atau melengkapi alat-alat yang yang ada di laboratorium sehingga pada waktu kita melakukan praktek tidak kekurangan alat, yang dapat memperlambat jalannya praktek.

 Bagi lahan praktek
Hendaknya meningkatkan mutu pelayanan di BPS

 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat mengaplikasikan antara ilmu
pengetahuan, logiks dan ilmiyah dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan dengan baik dan baik

DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba, ida bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC

2. Mochtar, Rustam.2004. Sinopsis Obstetri Jilid 1.jakarta:EGC

3. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Merinatal : Jakarta YBP-SP

4. Prawirohardjo, Sarwono. 2002 Ilmu Kebidanan. Jakarta : Jakarta

5. Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri fisiologi : Bandung

dokumentasi kebidanan_SOAPIE

Contoh kasus:

Ny “A” dating ke BPS tanggal 17 oktober 2010 am 10.00 wib. Mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam sejak 3 hari yag lalu, warna putih kental, tidak berbau dan tidak gatal. HPHT 17 maret 2010 selalu mengganti pakaian dalam setiap habiis mandi dengan jenis pakaian dalam nilon ketat.

Setelah anamnesa selesai, bidan melakukan pemeriksaan dengan hasil: keadaan umum baik, kesadaran komposmentis TTV TD 120/80 mmhg. suhu 37,1 derajat celcius, nadi 80x/menit, RR:20/menit
Inspeksi kepala dan leher tidak ada masalah payudara, kolostrum sudah keluar, abdomen membesar ke arah bujur.
L 1 : 4 jari atas pusat fundus teraba bokong
L II : letak janin memanjang, punggung di sebelah kiri
L III : presentasi kepala
L IV : belum di lakukan
TFU 28 cm, DJJ (+) 144x/menit (punctum maksimum : dibawah pusat sebelah kiri)
Ekstremitas tidak ada masalah, genetalia luar tampak jelas keluar cairan putih kental tidak berbau.
UPL DS 25 cm B 20 cm
  DC 28 cm LP 80 cm
Laboratorium protein urine (-), Hb:11,5 gr%










SOAPIE

Tanggal 17 oktober 2010 pukul: 10.00

S : ibu mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam sejak 3 hari yang lalu, warna putih kental, tidak berbau dan tidak gatal, selalu mengganti pakaian dalam sehabis mandi dengan jenis pakaian dalam nilon ketat.
O : KU baik
 Kesadaran: komposmentis
 TTV : TD 120/80 mmhg
 Suhu : 37,1 0C
 Nadi : 80x/menit
 RR : 22x/menit
 Inspeksi : kepala dan leher tidak ada masalah payudara colostrum sudah keluar
 Palpasi
L 1 : 4 jari atas pusat fundus teraba bokong
L II : letak janin memanjang, punggung di sebelah kiri
L III : presentasi kepala
L IV : belum di lakukan
TFU 28 cm,
DJJ (+) 144x/menit (punctum maksimum : dibawah pusat sebelah kiri)
Ekstremitas : tidak ada masalah,
Genetalia : luar tampak jelas keluar cairan putih kental tidak berbau.
UPL DS 25 cm B 20 cm
  DC 28 cm LP 80 cm
Laboratorium :
- protein urine (-)
- Hb:11,5 gr%

A : Ny “A” G1P00000/UK 31 minggu/belum aterm/tunggal/DJJ (+)/letak kepala U/ kesan panggul normal/keadaan umum ibu dan janin baik
 Diagnose : keputihan fisiologis
 Masalah : ibu cemas tentang keluhannya
 Kebutuhan : vulva hygiee, nutrsi

P : - memberitahu kebersihan diri terutama alat genetalia
 - memberi penyuluhan untuk ganti celana dalam 2x sehari dan dari bahan katun, hindari dari nilon ketat.
 - memberi obat

I : - memberitahu ibu bahwa masalah ini (keputihan) masih dalam keadaan fiiologis / normal.
 - memberitahu untuk menjaga kebersihan dengan mandi 3x sehari dang anti celana dalam minimal 2x sehari dari bahan katun dan hindari dari bahan nilon ketat.
 - memberi obat metranidazol 250 mg sehari sehari 3x selama 1 minggu.

E : - ibu mengatakan mengerti tentang penilaian yang di berikan bidan.
 -ibu terlihat lebih tenang setelah di berikan konseling selama 10 menit
 -ibu kembali periksa 1 bulan lagi tanggal 17 november 2010

salphingitis

Salpingitis akut

Etiologi

Paling sering di sebabkan oleh gonococcus, di samping itu, oleh staphylococcus, streptococcus, dan bakteri TBC.
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
A. Naik dari cavum uteri
B. Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari apendiks yang meradang
C. Haematogen. Terutama salpingitis tuberculosa. Salpingitis biasanya bilateral


Gejala
a. Demam tinggi dengan menggigil
b. Nyeri perut kanan kiri bawah, terutama kalau di tekan
c. Defense kanan dan kiri atas ligament pourpart
d. Mual dan muntah, ada gejala abdomen akut karena terjadi rangsangan peritoneum
e. Kadang – kadang ada tendensi pada anus karena proses dekat pada rectum dan sigmoid
f. Pada periksa dalam nyeri kalau porsio di goyangkan, nyeri kiri dan kanan dari uterus, kadang – kadang ada penebalan dari tuba.

Terapi
a. Istirahat, antibiotic broad spectrum& corticosteroid
b. Usus harus kosong

Salphingitis kronik

Pada salphingitis interstisialis kronika dinding tuba menebal dan tampak fibrosis dan dapat pula di temukan pengumpulan nanah sedikit di tengah-tangah jaringan otot. Terdapat pula perlekatan dengan jaringan – jaringan di sekitarnya. Seperti ovarium, uterus, usus. Ini meupakan satu salphingitis isthmika nodosa.
 Pada penyakit ini sisa proses menahun terbatas pada bagian isthmus tuba pada bagian tersebut terdapat beberapa benjolan yang lebih padat dari pada bagian lain. Pada pemeriksaan mikroskopik benjolan itu tidak terdapat satu ruangan yakni lumen tuba, akan tetapi banyak ruang kecil keadaan menyerupai adenomiosis tuba, tetapi epitel pada dinding ruangan bukan dari endometrium melainkan dari tuba, tidak ada stroma endometrium, dan pada didnding otot di temukan infiltrasi sel –sel radang.




Referensi
1. kesehatan reproduksi, yani widyaastuti, SSiT,dkk, 2009, fitramaya
2. Ilmu kandungan, professor dokter hanifa, SPoG, 2005, yayaan bina pustaka prawirohardjo

persalinan duduk

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
  Setiap ibu hamil, mengharapkan persalinan yang normal dan aman, posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi persalinan kala I dan II sangatlah penting. Posisi persalinan, perubahan posisi dan pergerakan yang tepat akan membantu meningkatkan kenyamanan/ menurunkan rasa nyeri, meningkatkan kepuasan akan kebebasan untuk bergerak, dan meningkatkan kontrol diri ibu. Selain itu, posisi ibu juga dapat mempengaruhi posisi bayi dan kemajuan persalinan. Perubahan posisi secara adekuat akan dapat merubah ukuran dan bentuk pelvic outlet sehingga kepala bayi dapat bergerak pada posisi optimal di kala I, berotasi dan turun pada kala II. Bergerak dan posisi tegak (upright position) dapat mempengaruhi frekuensi, lama dan efisiensi kontraksi.
1.2. Rumusan masalah
Sebagaimana yang telah kami ungkapkan pada latar belakang, maka dapat kami rumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
• Apa yang dimaksud dengan persalinan ?
• Apa tujuan manfaat pengaturan posisi duduk ?
• Apa saja macam posisi duduk?
• Apa keuntungan dan kekurangan dari persalinan dengan posisi duduk ?


1.3. Tujuan Penulisan
• Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai persalinan.
• Agar dapat mengetahuin manfaat posisi duduk.
• Agar dapat mengetahui macam posisi duduk.
• Agar dapat mengetahui keuntungan dan kekurangan persalinan dengan posisi duduk.


1.4. Manfaat
• Untuk Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mengetahui mengenai persalinan dengan posisi duduk. Macam-macam posisinya, serta keuntungan dan kekurangannya.
• Untuk Pembaca
Diharapkan para pembaca dapat mengerti dan mengetahui tentang persalinan dengan posisi duduk.























BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
PERSALINAN
Adalah serangkain kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan,disusun dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu(Yanti ,SST Mkeb:03)
Duduk pada awal persalinan: membuat uterus maju kedepan, mencegah uterus menekan diafragma, dan memperbaiki aliran darah pada otot yang berkontraksi. Bisa menggunakan kursi persalinan atau kursi lainnya atau menggunakan bola.
Berbagai studi ilmiah tentang pergerakan dan posisi persalinan pada kala I dilakukan yang membandingkan dampak berbagai posisi tegak (upright position) dengan posisi horizontal (supine) terhadap nyeri dan kemajuan persalinan. Berdasarkan review yang dilakukan oleh Simkin & Bolding (2004) terhadap 14 studi intervensi terkait, menunjukkan bahwa:
1) tidak ada ibu yang menyatakan bahwa posisi horizontal lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan posisi lainnya,
 2) berdiri lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring atau duduk,
3) duduk lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring jika dilatasi serviks kurang dari 7 cm,
4) posisi tegak -duduk, berdiri atau berjalan- menurunkan nyeri dan meningkatkan kepuasan ibu, dan
5) posisi tegak tidak memperpanjang masa persalinan dan tidak menyebabkan cedera pada ibu yang sehat.
 Sedangkan Review sistematis terhadap sembilan studi intervensi tentang posisi ibu di kala I persalinan yang dilakukan oleh Souza et al (2006) menunjukkan bahwa mengadopsi posisi tegak atau ambulasi aman bagi ibu dan memberikan kepuasan karena adanya kebebasan untuk bergerak. Tetapi dikarenakan kurangnya bukti yang signifikan dan keterbatasan penelitian-penelitian yang ada, maka keuntungan poisisi tegak belum dapat untuk memperpendek durasi persalinan dan meningkatkan kenyamanan ibu
2.2. PERSALINAN POSISI DUDUK
 Posisi dalam persalinan dan kelahiran sangat penting,karena akan membantu menjadi lebih nyaman selama proses persalinan. Beberapa posisi juga akan membantu mempercepat proses persalinan. Banyak dari posisi ini dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan pasangan, suami atau perawat. Dengan mengenal dan melatihnya sebelum persalinan akan membuat posisi ini lebih familier serta lebih nyaman dalam persalinan.
Tidak ada posisi yang sempurna untuk persalinan, tetapi sering perubahan posisi selama persalinan dapat membantu menajdi rileks dan tetap dapat mengendalikan rasa sakit. berbagai posisi sampai menemukan satu yang membuat ibu merasa paling nyaman.

2.3. MACAM-MACAM PERSALINAN DENGAN POSISI DUDUK
Banyak posisi duduk yang bisa di pakai dalam persalinan, yaitu:
1. Duduk posisi biasa (bisa sambil bergoyang kiri-kanan)
Pada waktu melahirkan, pergerakan yang berirama dapat membuat nyaman. Gerakan badan perlahan-lahan ketika duduk di atas bola hamil (sebuah bola karet besar biasanya digunakan sebagai alat untuk melahirkan secara natural), di pinggir kasur atau di kursi yang kuat.
Kalau si Ibu duduk di atas kursi, mintalah seseorang untuk duduk di lantai sambil bersandar ke kaki si Ibu. Bila si Ibu duduk sambil bersandar ke kursi, tekanan pada lutut nya bisa mengurangi sakit punggung si Ibu.


2. Duduk bersandar ke depan
Kalau punggung si Ibu terasa sakit, bersandar ke depan bisa membuat lebih enak. Duduk di kursi seperti di gambar atau bersandar ke atas meja. Posisi ini juga enak untuk mengelus punggung.



3. Duduk dengan satu kaki di atas
Posisi yang tidak simetris memberikan banyak variasi. Cobalah mengangkat satu kaki waktu duduk. Si Ibu sebaiknya agak sedikit membungkuk ke arah kaki yang di angkat sewaktu kontraksi.


4. Semi duduk
Posisikan si Ibu dengan bantal di punggungnya, atau minta suami untuk duduk membelakangi si Ibu. Pada waktu kontraksi, bungkukkan badan ke depan atau tarik kaki ke atas.




5. Duduk bersila di lantai


  6. Berlutut
  Kadang kala berlutut menolong rasa sakit di punggung. Gunakan bola hamil atau bantal yang banyak. Di Rumah Sakit, angkat kasur dibagian kepala. Berlutut di bagian bawah kasur sambil mengistirahatkan tangan dan badan bagian atas di atas kasur.
 
 
2.4. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN

Keuntungan: Posisi ini membuat ibu merasa nyaman. Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh untuk bisa keluar lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin berlangsung optimal.

Kekurangan: Posisi ini bisa menyebabkan keluhan pegal di punggung dan kelelahan, apalagi kalau proses persalinannya lama.












BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Duduk pada awal persalinan: membuat uterus maju kedepan, mencegah uterus menekan diafragma, dan memperbaiki aliran darah pada otot yang berkontraksi. Bisa menggunakan kursi persalinan atau kursi lainnya atau menggunakan bola.
Persalinan dengan posisi duduk tidak hanya memmpunyai kelebihan, tetapi juga mempunyai kekurangan, akan tetapi tergantung pada si ibu, apabila si ibu merasa nyaman dengan posisi tersebut dan tidak ada resiko atau kendala pada saat persalinan yang mengancam pada janinnya maka ibu tersebut dapat melanjutkan persalinananya dengan posisi tersebut apabila maka ibu tidak merasa nyaman dan tenang dengan tersebut maka ibu tersebut melakukan proses persalinanya dengan posisi lain.
Macam-macam posisi duduk dalam persalinan:
a. Duduk posisi biasa (bisa sambil bergoyang kiri-kanan)
b. Duduk membelakangi kursi
c. Semi duduk

3.2. SARAN
  Support dari keluarga merupakan hal yang penting untuk ibu dalam membantu proses persalinan, dan juga posisi persalinan pun sangat berperan pada si ibu guna memberi rasa nyaman pada si ibu. Selain itu para penolong tidak bisa memberikan posisi yang tepat pada ibu karena mereka hanya membantu agar proses persalinan bisa berjalan dengan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Français. (1997). Care in normal birth: A practical guide, Report of a technical working group. Diambil pada tanggal 10 Maret 2007

Gupta, J.K., & Nikdem, V.C. (2003). Position for women during second stage of labor. In The Cochrane Review issue 2, dalam Lamaze Institute for Normal Birth. (2003). Care practices that promote normal Birth #5: Non-supine (e.g., upright or side lying) positions for birth. Lamaze International. Diambil pada pada tanggal 3 Maret 2007
Reeder, S.J., Martin, L.L., & Koniak-Griffin, D. (1997). Maternity nursing: family, newborn, and women’s health care. 18th ed. Philadelphia: Lippincott
Simkin, P. & Bolding, A. (2004). Update on nonpharmacologic approaches to relieve labor pain and prevent suffering. Journal of Midwifery & Women’s Health. Diambil pada tanggal 3 Februari 2007
Souza, J.P., Miquelutti, M.A., Jose, G.C., & Makuch, M.Y. (2006). Maternal position during the first stage of labor: a systemic review. Reproductive Health, 3(10): 1-9
Stuebe, A.M. (2005). Second stage of birth: delivery. University Pennsylvania Health System. Diambil pada tanggal 10 Maret 2007
Weiss, R.E. About: pregnancy & birth. Diambil pada tanggal 3 Maret 2007